JAKARTA, iNews.id – Senjata tradisional Bangka Belitung memiliki ciri khas, keunikan dan fungsi tersendiri. Senjata warisan leluhur tersebut pada zaman dahulu biasa digunakan dalam pertempuran melawan penjajah dan sebagai alat pertanian.
Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di bagian timur Pulau Sumatera.
Provinsi ini terdiri atas dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung dengan tujuh kabupaten/kota, serta luas wilayah 16.424 kilometer persegi.
Seperti daerah lainnya, Bangka Belitung juga memiliki senjata tradisional sebagai warisan leluhur.
Senjata tradisional Bangka Belitung:
1. Parang Badau
Senjata tradisional Bangka Belitung yang pertama ada Parang Badau. Senjata ini pertama kali dibuat di Kerajaan Badau melalui pengaruh Kerajaan Majapahit. Sebab Bangka Belitung dahulunya terdiri atas berbagai kerajaan, yang tertua Kerajaan Badau sekitar abad ke-15 masehi.
Menurut sejarahnya, pada masa pemerintahan Rongga seorang empu pandai besi Kerajaan Majapahit datang ke Kerajaan Badau dan mengajari rakyatnya untuk membuat senjata yaitu parang.
Parang tersebut memiliki bilah panjang yang membesar dari pangkal ke tengah, sedangkan bagian ujungnya lancip dan tajam.
Parang Badau pada masa itu menjadi senjata andalan dalam melawan kolonialisme Belanda di Bangka Belitung, karena Parang Badau dipercaya memiliki kekuatan magis.
2. Siwar
Senjata tradisional Bangka Belitung yang kedua yaitu Siwar. Senjata ini terbuat dari besi tempa yang bilahnya membungkuk atau melengkung ke dalam dan bertangkai kayu.
Senjata tradisional yang satu ini terdiri atas Siwar Pendek dan Siwar Panjang. Siwar Pendek sangat efektif dalam pertarungan jarak dekat karena bermata dua dan ringan mirip belati atau keris.
Sedangkan Siwar Panjang bentuknya seperti parang namun lebih pipih dan ramping. Siwar Panjang memiliki bilah bermata satu yang ringan dan tajam.
3. Kedik
Senjata tradisional Bangka Belitung berikutnya Kedik. Senjata ini sering digunakan masyarakat Bangka Belitung sebagai alat pertanian seperti membersihkan rumput liar yang ada di perkebunan.
Kedik menyerupai cangkul berukuran kecil dengan panjang 40 - 50 sentimeter, dan bobotnya mencapai 2 kilogram.
Kedik digunakan dengan cara diletakkan di pangkal rumput lalu ditarik ke belakang, sehingga penggunannya harus berjongkok lalu bergerak mundur.
Kedik pada umumnya dipakai oleh kaum perempuan karena bentuknya yang kecil dan relatif lebih ringan.
Itulah tadi senjata tradisional Bangka Belitung yang memiliki ciri khas, keunikan dan fungsinya masing-masing.
Editor : Ikhsan Firmansyah
Artikel Terkait