3 Destinasi Wisata Anti-Mainstream di Belitung Ini Bikin Kamu Lupa Bali!

BELITUNG, iNews.id - Lewat program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), Kementerian Pariwisata ingin mengajak wisatawan melihat sisi lain Belitung yang tak kalah menawan. Tak hanya pantai dan batu granit, Belitung juga punya atraksi budaya, konservasi, dan petualangan yang jarang diketahui banyak orang. Tim iNews Media Group telah menjajal langsung pengalaman ini.
Berikut tiga destinasi anti-mainstream yang bisa kamu kunjungi:
Pulau Seliu menawarkan pengalaman wisata yang intim dan penuh makna. Terletak tidak jauh dari Tanjung Pandan, pulau ini dihuni komunitas Melayu yang ramah dan masih menjaga tradisi kehidupan bahari. Wisatawan bisa tinggal di rumah-rumah warga yang dijadikan homestay dan ikut langsung dalam aktivitas harian seperti memproses kelapa menjadi kopra, menganyam jaring, atau memasak hidangan laut segar. Selain itu, kamu bisa belajar membuat emping dan kerupuk kemplang dari ikan segar bersama warga lokal.
Suasana desa yang tenang, berpadu dengan garis pantai berpasir putih dan laut yang jernih, menciptakan pengalaman liburan yang santai dan membumi. Jangan lewatkan Pantai Gusong, pulau pasir mungil yang muncul saat laut surut—spot yang sempurna untuk menikmati sunset dan berswafoto. Akses ke Pulau Seliu pun mudah dan murah, hanya 15 menit menyeberang dengan perahu dari Teluk Gembira.
Siapa sangka bekas tambang timah bisa menjelma menjadi desa wisata kreatif? Desa Terong membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong dan inovasi, kawasan tambang pun bisa jadi tempat wisata edukatif yang menarik.
Terletak hanya 15–20 menit dari pusat kota Tanjung Pandan, Desa Terong menyajikan pengalaman yang menggabungkan alam, budaya, dan pendidikan. Kamu bisa trekking ke Bukit Tebalu Simpor Laki untuk menikmati pemandangan perbukitan yang hijau, lalu menjelajahi hutan mangrove sambil memancing ikan Beluko atau mencari kerang bakau saat air surut.
Tidak hanya itu, kamu juga bisa belajar menganyam daun lais menjadi tas, tikar, atau suvenir, serta ikut panen sayuran dan langsung mengolahnya menjadi masakan lokal. Desa ini sudah diakui secara nasional sebagai salah satu 75 Desa Wisata Terbaik dalam ajang ADWI 2023—layak banget masuk wishlist kamu!
Kalau kamu tertarik dengan wisata yang punya dampak positif untuk lingkungan, Desa Keciput adalah destinasi yang tepat. Di desa yang terletak di Kecamatan Sijuk ini terdapat Penangkaran Tukik Aik Batu Banyak, pusat konservasi penyu yang dikelola komunitas lokal. Di sini, wisatawan bisa ikut program pelepasan tukik langsung ke laut dan belajar tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.
Selain kegiatan konservasi, Desa Keciput juga kaya akan warisan budaya seperti tari tradisional Hadera, ritual Muang Jong, dan Selamat Kampong yang menggambarkan nilai-nilai lokal. Tersedia juga kelas membatik dengan motif khas pesisir serta kerajinan tangan dari warga setempat. Fasilitas di kawasan ini cukup lengkap—ada tempat makan, musholla, dan spot foto yang instagramable. Hanya sekitar 40 menit dari Tanjung Pandan, Desa Keciput cocok untuk keluarga, pelajar, maupun kamu yang ingin menikmati wisata dengan nilai lebih.
Dengan BBWI, Kemenpar tidak hanya mengangkat destinasi lokal tapi juga memperkuat karakter wisata Indonesia: unik, membumi, dan edukatif. Liburan kini tak sekadar bersantai, tapi juga belajar, berbagi, dan menjaga. Jadi, kapan kamu ke Belitung?
Editor: Komaruddin Bagja