Cegah Penyakit Kulit pada Sapi, Belitung Butuh Ribuan Dosis Vaksin LSD

BELITUNG, iNews.id - Pemerintah Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membutuhkan sebanyak 1.200 dosis vaksin guna mencegah penyakit kulit pada sapi akibat virus Lumpy Skin Disease (LSD). Jumlah tersebut sama dengan jumlah kebutuhan vaksin booster penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi dan kambing di daerah itu
"Kebutuhan vaksin LSD di Belitung mencapai 1.200 dosis atau sesuai dengan jumlah sapi di masyarakat," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Belitung, Suparman, Selasa (13/6/2023).
Dia mengatakan pemberian vaksinasi ini bertujuan untkuk melindungi sapi di daerah itu dari wabah virus LSD atau penyakit kulit berbenjol.
“Vaksin ini kami butuhkan untuk mencegah penyakit kulit yang disebabkan virus LSD,” ujarnya.
Khusus untuk Provinsi Kepulauan Babel, kata dia, sampai saat ini belum ada pengadaan atau pendistribusian vaksin LSD.
"Karena sifatnya masih terbatas belum menyeluruh, pemerintah pusat masih memprioritaskan untuk daerah yang penyebaran LSD-nya sporadis dan sudah banyak. Itu yang diutamakan terlebih dahulu," ucapnya.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya mengoptimalkan upaya pencegahan virus LSD dengan mengedukasi peternak agar menjaga kondisi kebersihan kandang.
Selain itu pihaknya juga membagikan cairan disinfektan kepada para peternak dan penjual hewan kurban Idul Adha 1444 Hijriah di wilayah setempat.
"Kami harapkan peternak dapat menjaga kebersihan kandang dan menyemprotkan cairan disinfektan ini sekali sehari di kandang ternak mereka," tuturnya.
Dokter hewan di Puskeswan Tanjung Pandan, Liza Aprianti mengatakan penyakit LSD atau kulit berbenjol disebabkan oleh virus yang menular melalui serangga.
"Kalau penularan karena serangga maka otomatis pencegahan harus mengeliminasi serangga dengan menjaga kebersihan kandang dan menyemprotkan cairan disinfektan," kata Liza.
Dia menjelaskan, gejala sapi yang terinfeksi virus LSD adalah demam yang disertai timbulnya benjolan di kulit.
"Benjolan itu dari kecil kemudian berkembang melepuh dan pecah. Kemudian juga ada pembengkakan di kelenjar tubuh, hewan demam, lesu dan produktivitas mengalami penurunan salah satunya nafsu makan," katanya.
Editor: Ikhsan Firmansyah