Dinas Kesehatan Kepulauan Babel setidaknya telah melakukan berbagai pendampingan agar masyarakat mengerti beberapa hal, termasuk pola asuh yang baik dilakukan untuk menekan angka stunting:
- Memberikan pelatihan Konselor ASI bagi petugas kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas yang selanjutnya akan memberikan bekal dan pendampingan bagi kader dan ibu hamil/ibu nifas di wilayah kerjanya untuk mempersiapkan dan memberikan ASI dengan baik.
- Memberikan pelatihan tentang pemberian makanan bayi dan anak bagi petugas gizi kabupaten/kota dan puskesmas, yang selanjutnya akan memberikan bekal, dan pendampingan bagi kader untuk menyampaikan ke masyarakat tentang penyiapan makanan yang sesuai dengan standar gizi bayi dan anak.
- Melakukan kampanye dan sosialisasi gizi seimbang bagi siswa SMA, sekaligus pentingnya tablet tambah darah.
Tidak hanya itu, penyuluhan, komunikasi informasi, dan edukasi melalui berbagai saluran dan media komunikasi juga berperan serta secara langsung ke masyarakat, di antaranya sosialisasi melalui media sosial (Facebook, Instagram) milik Dinas Kesehatan Babel dan pencetakan flyer yang dibagikan ke posyandu.
Flyer tersebut berisikan tentang pentingnya kehadiran di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan, gizi seimbang, dan pencegahan stunting. Terdapat juga flyer tentang menu isi piringku, pentingnya tablet tambah darah.
Babel Sehat, Indonesia Hebat, Asean Kuat
Penanganan untuk menjadikan #BabelBebasStunting yang dilakukan Pemprov Babel, Kepala Bidang (Kabid) BAPPEDA Bangka Belitung Oyon Rio Ricardo mengatakan, sesuai dengan perencanaan pembangunan Bangka Belitung, sesuai dengan penyelarasan, dan analisis SWOT dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Provinsi Kepulauan Babel selama 2023-2026, di mana salah satunya terpenuhinya kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Selain itu, #BabelBebasStunting juga menjadi komitmen Pemprov Babel untuk mendukung visi besar bangsa yaitu “Indonesia Emas 2045”, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, dan penguatan terhadap kapasitas dan efektivitas ASEAN, persatuan ASEAN, dan sentralitas ASEAN, yang dimulai dari arsitektur kesehatan, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan stabilitas keuangan. Hal tersebut sesuai dengan tema yang diangkat oleh Indonesia saat ditetapkan menjadi Ketua ASEAN 2023, yaitu “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.
“Jadi, tentunya dokumen RPD disusun sejalan/in line dengan kebijakan nasional yang di dalamnya terkandung empat elemen Epicentrum of Growth. Ada empat elemen penting yang terus didorong. Mulai dari arsitektur kesehatan, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan stabilitas keuangan,” ujar Oyon.
Editor : Anindita Trinoviana
Artikel Terkait