PANGKALPINANG, iNews.id - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengupayakan agar Pelabuhan Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang, beroperasi 24 jam untuk mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi. Gubernur Babel, Erzaldi Rosman pun akan layangkan surat instruksi terkait hal tersebut.
Gubernur Erzaldi mengatakan, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan meninjau langsung operasional pelabuhan Pangkalbalam, khususnya peti kemas yang akan mendukung ekpor komoditi-komoditi andalan Babel.
"Beberapa kali permintaan ekpor Babel gagal karena harga transportasi barang tidak bisa bersaing," kata Erzaldi, Kamis (18/2/2021).
Selain surat instruksi yang berbentuk imbauan, Erzaldi juga memberi catatan khusus untuk kearifan lokal, jam kerja dalam ketenagakerjaan dan beberapa dukungan lain.
"Saya akan segera layangkan surat kepada Pelindo II untuk mengoperasionalkan pelabuhan 24 jam dan kepada perusahaan bongkar muat untuk mematuhi apa yang sudah ditetapkan ini dalam rangka meningkatkan daya saing dan keluar masuk barang di Babel," ujarnya.
Audiensi Gubernur Erzaldi bersama PT Pelindo II Pangkalbalam tersebut, dilakukan sebagai respon atau tindak lanjut PT Pelindo II atas surat dari Gubernur Babel, yang meminta untuk dilakukan penataan pelabuhan bongkar muat seiring dengan program Pemprov Babel, dalam menggalakkan ekspor untuk mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi.
General Manager PT Pelindo II Pangkal Balam, Noval Hayin menyebutkan, pihaknya membutuhkan dukungan dan pengawalan dalam penataan pelabuhan yang akan dilakukan, agar sejalan dengan program pemerintah provinsi. Mengingat 16 perusahaan bongkar muat di Babel belum semuanya mampu melaksanakan operasional 24 jam.
Penting menurutnya penerapan jam operasional ini, mengingat pelabuhan Pangkalmalam masih bergantung pada pasang surut air pada aliran Sungai Batu Rusa.
Upaya bertransformasi ini sudah ditindak lanjuti dengan menyusun program jam operasional, selain dukungan dari Pemprov Babel, juga butuh dukungan dari kepolisian.
"Titik berat juga pada terminal peti kemas, karena perlu pengemasan khusus dalam kontainer untuk ekspor komoditi asal Babel. Arus keluar masuk barang meningkat seiring arus keluar masuk kapal yang juga meningkat," ucap Noval.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait