Perajin tenun di Mentok menyiapkan benang untuk proses pewarnaan. (Foto: Antara/ Donatus Dasapurna)

Dia menjelaskan penurunan jumlah produksi barang kerajinan tersebut banyak dipengaruhi oleh menurunnya jumlah wisatawan yang datang ke daerah itu. Selain itu, kata dia, daya beli masyarakat terhadap berbagai barang kerajinan, seperti barang anyaman dari rotan, bambu, rajutan, cor logam, mebel dan lainnya juga menurun.

"Masyarakat lebih memilih membeli kebutuhan pangan untuk memenuhi kebutuhan pokok harian selama pandemi," ujarnya.

Meskipun secara kapasitas produksi mengalami penurunan hingga 51 persen, namun jika dilihat dari jumlah pelaku usaha kerajinan pada tahun ini mengalami penambahan sebanyak 31 usaha baru, dari 401 perajin pada 2019 menjadi 432 perajin pada 2020 dengan melibatkan sebanyak 564 tenaga kerja.

"Untuk jenis usaha kerajinan juga bertambah dari 12 macam menjadi 17 jenis usaha, seperti industri kerajinan gipsum, daur ulang bahan bukan logam, alat tulis dan gambar, industri tanah liat atau keramik dan kerajinan ukiran, dengan nilai total produksi mencapai lebih dari Rp5,5 miliar selama setahun," katanya.


Editor : Nani Suherni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network