BANGKA, iNews.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung menargetkan pengembangan sawah organik seluas 1.000 hektare. Hal itu guna memenuhi kebutuhan beras berkualitas baik untuk pasar lokal maupun nasional.
"Kami lakukan secara bertahap dan sampai saat ini baru 100 hektare area sawah organik yang sudah dikembangkan petani. Target pengembangan perluasan sawah organik seluas 1.000 hektare dipusatkan di Desa Kemuja Bangka," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bangka Belitung, Junaidi, Kamis (4/2/2021).
Menurut dia, sistem pengelolaan sawah organik menerapkan pola korporasi dengan peningkatan skala usaha hulu hilir, dengan teknologi dan kemitraan.
Pihaknya juga akan mengajukan ke pemerintah pusat agar kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan lumbung pangan padi organik food estate berbasis korporasi atau pengelola pihak lain.
Junaidi mengatakan, kemampuan produksi padi sawah organik rata-rata tiga sampai lima ton per hektare atau masih di bawah target produksi yang mencapai maksimal 10 ton per hektare.
"Keseriusan pemerintah Bangka Belitung mengembangkan padi sawah organik karena nilai jual yang cukup tinggi mencapai Rp12.000 per kilogram untuk jenis beras putih dan Rp45.000 per kilogram beras hitam," ujarnya.
Dia mengatakan, untuk mendapatkan hasil panen padi yang memuaskan, penanganan padi organik harus benar-benar dilakukan dengan intensif. Mulai dari penyediaan lahan yang belum terkontaminasi zat kimia, penyediaan irigasi, tidak ada sedikit pun menggunakan pupuk kimia ataupun pestisida.
"Kalau pun padi organik memanfaatkan area sawah biasa, harus memerlukan waktu cukup lama untuk menormalkan kembali lahan tersebut. Sebab, terdapat kandungan kimia," ucapnya.
Dia menambahkan, pemenuhan sumber daya petani yang menggarap sawah organik, menerapkan kolaborasi petani lokal dengan petani dari luar pulau Bangka. Seperti mendatangkan petani dari Jawa antara 10 sampai 20 orang.
“Hal ini dilakukan agar adanya transformasi teknologi dalam mengelola sawah organik. Dengan harapan petani yang didatangkan tersebut dapat memberikan edukasi bagi petani lokal,” katanya.
Editor : Ikhsan Firmansyah
Artikel Terkait