get app
inews
Aa Text
Read Next : Tim SAR Cari 8 ABK KM Osela Tenggelam di Karang Mardalena Babel, 1 Selamat

Cadangan Timah Indonesia Ada di Pulau Bangka, Simak Potensinya

Minggu, 06 November 2022 - 09:41:00 WIB
Cadangan Timah Indonesia Ada di Pulau Bangka, Simak Potensinya
Indonesia adalah negara yang memiliki cadangan timah kedua terbesar di dunia. (Foto: MNC Media)

JAKARTA, iNews.id - Indonesia dinobatkan sebagai negara kedua penghasil timah terbesar di dunia setelah China. Cadangan logam timah Indonesia memenuhi 17 persen dari total cadangan timah dunia, yaitu sebagian besar berasal dari Pulau Bangka.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri atas Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Daerah ini merupakan wilayah penghasil timah terbesar di Indonesia yang mendominasi 90 persen dari produksi nasional, bahkan disebut juga sebagai daerah tambang tertua yang dimulai sejak 1711.

Pasacakemerdekaan hingga saat ini industri pertambangan timah dikelola oleh PT Timah Tbk (TINS). Perusahaan itu menjadi produsen timah terbesar di Indonesia dan menjadi bagian dari Mind ID. 

PT Timah memusatkan produksi sumber daya timahnya di Pulau Bangka, yang terdiri atas penambangan, pengolahan, pemurnian, peleburan, hingga penjualan.

PT Timah Tbk melakukan transformasi teknologi pengolahan timah kadar rendah dengan membangun Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sekretaris Perusahaan Timah, Abdullah Umar Baswedan mengatakan fasilitas Ausmelt Furnace itu telah rampung 100 persen dan mulai beroperasi pada akhir November 2022.

"Pengoperasian ausmelt dapat menekan cost pengolahan sebesar 25 persen dibandingkan dengan menggunakan Reverberatory Furnace," kata Abdullah Umar Baswedan dilansir dari Antara, Kamis (4/11/2022).

Abdullah menuturkan tujuan transformasi teknologi pengolahan itu untuk optimalisasi teknologi, peningkatan kapasitas, efisiensi produksi dan keselamatan serta kesehatan lingkungan.

"Dengan beroperasinya TSL Ausmelt Furnace tentunya dapat meningkatkan efektifitas produksi dengan proses pengolahan yang lebih efisien," ucapnya.

Pada 20 Oktober 2022 lalu, Presiden Joko Widodo mengunjungi proyek pembangunan Ausmelt Furnace yang dikolaborasikan bersama PT Wijaya Karya sebagai bentuk sinergi BUMN.

Joko Widodo menyampaikan bahwa kehadiran TSL Ausmelt Furnace sebagai upaya untuk mendorong hilirisasi dalam konteks ketersediaan mineral timah sebagai komoditas.

PT Timah menggandeng Outotec Australia yang berpusat di Finlandia sebagai provider teknologi TSL Ausmelt Furnace.

Kemudian, pembangunan TSL Ausmelt Furnace adalah strategi untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini lantaran ketersediaan bijih timah dengan kadar tinggi atau di atas 70 persen sudah terbatas.

Teknologi peleburan timah yang dimiliki PT Timah saat ini, Tanur Reverberatory tidak mempunyai fleksibilitas mengolah konsentrat bijih timah kadar rendah di bawah 70 persen. Selain itu, membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk melebur timah dan perak.

Tanur Reverberatory menggunakan bahan bakar minyak dengan reduktor batu bara jenis antrasit yang lebih banyak dan membutuhkan biaya yang relatif besar.

Untuk mampu bersaing dengan industri pertambangan timah dunia, perseroan harus menekan biaya produksi sehingga penggunaan teknologi menjadi hal yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan ke depan.

Abdullah Umar berharap TSL Ausmelt Furnace mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen dengan kapasitas produksi 40.000 ton timah kasar per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.

Selain itu, dari sisi pengoperasian TSL Ausmelt Furnace dilakukan dengan proses otomasi dengan sistem kontrol. Fasilitas TSL Ausmelt Furnace menggunakan bahan bakar batu bara jenis sub-bituminus yang cenderung lebih mudah didapatkan di Indonesia.

Waktu pengolahan juga lebih singkat karena satu batch pengolahan hanya membutuhkan waktu sekitar 10,5 jam. Sedangkan, Reverberatory membutuhkan waktu 24 jam per batch.

"Selain itu, di tengah gencarnya isu lingkungan yang menyoroti perusahaan pertambangan, TSL Ausmelt Furnace lebih safety dan menerapkan teknologi ramah lingkungan karena dilengkapi dengan hygien sistem dan waste water treatment," katanya.

Sementara itu di sisi ekspor, Badan Pusat statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat nilai ekspor timah murni batangan pada Agustus 2022 mencapai 205,59 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau naik 72,70 persen dibandingkan bulan sebelumnya 119,04 juta dolar AS.

"Ekspor Babel pada Agustus tahun ini masih didominasi timah murni batangan," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Toto Haryanto Silitonga.

Dia mengatakan nilai ekspor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Agustus 2022 sebesar 262,21 juta dolar AS, atau turun 19,13 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (Agustus 2021) 324,25 juta dolar AS.

"Penurunan tersebut dipengaruhi oleh turunnya ekspor komoditas timah 205,59 juta dolar AS pada Agustus 2022 atau turun sebesar 27,47 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelum," katanya.

Dia menyatakan Tiongkok masih menjadi negara tujuan utama ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebesar 32,85 persen ekspor timah pada Januari-Agustus 2022 dikirim ke Negeri Tirai Bambu itu.

"Apabila dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor timah ke Tiongkok pada tahun ini naik 2.973,20 persen," katanya.

Sementara itu, Singapura, India, Korea Selatan, dan Jepang berada dalam lima negara tujuan utama ekspor timah pada Januari-Agustus 2022. Peran keempat negara berkisar antara 8,47 persen hingga 17,42 persen.

"Secara total, lima negara utama tujuan ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berperan sebesar 80,02 persen," katanya.

Editor: Ikhsan Firmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut