Harga Cabai dan Bawang di Babel Turun Pascakenaikan BBM, Ini Penyebabnya
PANGKALPINANG, iNews.id - Harga cabai dan bawang merah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun setelah bahan bakar minyak (BBM) subsidi naik. Sebab, pasokan komoditas dari daerah sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera lancar.
Berdasarkan hasil pantauan petugas BPS di sejumlah pasar tradisional dan modern dalam minggu ini, harga bawang merah turun menjadi Rp39.500 dibandingkan minggu sebelumnya Rp55.000 per kilogram. Sedangkan harga cabai merah turun Rp55.000 dibandingkan sebelumnya Rp95.000 per kilogram.
"Setelah kenaikan harga BBM ini, harga kebutuhan pokok masih relatif stabil dan cenderung mengalami penurunan," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Toto Haryanto Silitonga, Rabu (21/9/2022).
Dia mengatakan demikian juga harga cabai rawit turun menjadi Rp69.000 dibandingkan minggu sebelumnya Rp110.000 per kilogram. Selain itu harga berbagai jenis ikan juga mengalami penurunan rata-rata 13,19 persen, sebab hasil tangkapan ikan nelayan meningkat.
"Harga pangan ini turun karena pasokan dari luar daerah berjalan dengan lancar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi," ujarnya.
Menurut dia pasokan cabai, bawang dan kebutuhan pokok lainnya berjalan lancer. Sebab, pelaku usaha di daerah asal pangan memiliki link langsung dengan pelaku usaha di Bangka Belitung.
“Misalnya, pelaku usaha dari Brebes yang punya atau membuka usaha distributor bawang merah dan cabai di Babel. Para pengusaha dari Brebes ini juga memiliki kapal untuk memasok bawang dan cabai ke Pulau Bangka dan Belitung, sehingga mereka dapat mengontrol harga komoditas ini," ucapnya.
Dia menyatakan dengan adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tidak mempengaruhi harga komoditas ini. Sebab pelaku usaha ini memiliki alat transportasi laut dan darat untuk mendistribusikan bawang, cabai dan sayur mayur lainnya.
"Di sinilah kunci pemerintah daerah bekerja sama dengan pelaku usaha dalam mengontrol berbagai kebutuhan pokok masyarakat, sehingga inflasi di daerah kepulauan ini dapat dikendalikan dengan baik," katanya.
Editor: Ikhsan Firmansyah