Pasien RS Ngaku Dicabuli Petugas Kerohanian, Alat Vital Diraba saat Terbaring Lemah

PEKANBARU, iNews.id - Pasien rumah sakit di Pekanbaru, Riau melaporkan pencabulan yang dilakukan oleh petugas kerohanian. Korban mengaku diraba alat vitalnya saat terbaring lemah di tempat tidur.

Korban adalah laki-laki inisial D. Dia melaporkan pencabulan itu ke Polresta Pekanbaru.

Baca Juga

Mama Muda Tersangka Pencabulan 17 Anak di Jambi Segera Disidang

"Dugaan pelecehan seksual yang kita laporkan ini terjadi pada Sabtu (6/5/2023) lalu," kata kuasa hukum korban, Ali Akbar Siregar, Kamis (11/5/2023). 

Ali Akbar mengatakan, pelaku pencabulan adalah petugas kerohanian yang juga seorang laki-laki. Korban mengalami perlakuan yang tidak senonoh itu saat menjalani rawat inap.

Baca Juga

Sekap dan Cabuli Perempuan di Bawah Umur, Badut di Pekanbaru Ditangkap Polisi

"Saat kejadian kondisi klien kami tengah lemah dan tidak berdaya," katanya.

Baca Juga

Waduh, Pengusaha Ternama di Bali Diduga Setubuhi Putri Kandung di Hotel

Dalam laporan ke polisi, korban menyerahkan hasil visum dan barang bukti celana dalam miliknya yang masih ada bekas sperma.

Ali Akbar menceritakan, dari keterangan korban, pelaku yang merupakan petugas kerohanian tiba-tiba masuk ke ruangan perawatan.

Baca Juga

Lama Ditinggal Istri, Pria di Tanah Datar Cabuli 3 Bocah Laki-Laki

Seolah-olah dia memberikan perawatan kepada korban yang saat itu dalam keadaan setengah sadar karena kondisi yang lemah.

"Pelecehan yang dilakukan mulai dari meraba-raba hingga ke organ vital korban," tuturnya.

Setelah itu pelaku meninggalkan korban begitu saja. Korban yang merasa takut berusaha keluar ruang perawatan untuk meminta tolong.

"Saat itu korban tremor dan berusaha keluar dari ruang untuk menelepon keluarga. Setelah keluarga datang klien kita menjelaskan ke pihak rumah sakit," ujarnya.

Namun setelah menjelaskan persoalan yang dialami, korban malah dituduh halusinasi oleh rumah sakit. Bahkan dia diminta memeriksa kejiwaannya.

"Korban malah dituduh halu dan disuruh cek kejiwaannya," ujar Ali Akbar.

Editor: Reza Yunanto