RDP membahas permasalahan pencabutan pupuk bersubsidi di Komisi II DPRD Bangka Barat. (Foto: iNews.id/Rizki Ramadhani)

BANGKA BARAT, iNews.id  - Komisi II DPRD Bangka Barat menyoroti soal penyampaian informasi pencabutan pupuk bersubsidi bersamaan dengan harga jual tandan buah segar (TBS) yang turun drastis. Kebijakan pencabutan pupuk bersubsidi dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022.

Anggota Komisi II DPRD Bangka Barat, Izkar mempertanyakan mengapa sosialisasi dari pemerintah tidak dilakukan jauh-jauh hari kepada kelompok-kelompok tani, sebelum kebijakan tersebut diberlakukan.

"Kalau dinas (Distangan) sudah tahu ini jauh-jauh hari, seharusnya kita sudah harus ada ancang-ancang untuk pemberitahuan kepada kelompok tani. Sehingga tidak ada kesalahpahaman dari masyarakat," kata Izkar, Senin (18/7/2022).

Dia juga menyesalkan pemerintah daerah tidak membahas kebijakan yang datang dari pusat tersebut bersama pihak legislatif daerah, agar masyarakat tidak terkejut jika diberlakukan sebelum adanya solusi.

"Adakah langkah-langkah preventif dari kita untuk menanggulangi pencabutan pupuk subsidi yang mendadak di saat harga sawit turun ini. Itu yang sangat saya sayangkan, kenapa tidak ada langkah preventif," ujarnya. 

Sementara Kabid Sarana Prasarana dan Penyuluh Petani Dinas Pertanian Bangka Barat, Khairanis mengatakan pemda sebenarnya sudah berencana mengumpulkan kelompok tani untuk menyosialisasikan kebijakan pencabutan pupuk bersubsidi terhadap komoditas sawit, karet dan lada tersebut. Namun masih terkendala beberapa hal.

Pihaknya akan menyampaikan aspirasi terkait pupuk bersubsidi ini pada rapat koordinasi dengan Kementerian Pertanian di Bogor Jawa Barat pada Selasa (19/7/2022) besok. 

"Melalui rapat koordinasi ini bisa nantinya menyampaikan keinginan dari Bangka Barat bahwa kita butuh pupuk untuk komoditas yang tidak disebutkan di Permentan Nomor 10 Tahun 2022. Sebab, di Permentan hanya menyebutkan tanaman holtikultura, pangan dan perkebunan. Nah di perkebunan ini tidak dicantumkan sawit, lada dan karet," kata Khairanis. 


Editor : Ikhsan Firmansyah

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network