2. Mengurangi Risiko Teknis dan Finansial
Kekhawatiran terbesar calon pengguna mobil listrik biasanya terletak pada performa baterai. Penurunan kapasitas baterai dapat memengaruhi jarak tempuh dan pada akhirnya menurunkan nilai mobil secara keseluruhan.
Melalui skema buyback, sebagian risiko tersebut dialihkan kepada produsen. Artinya, jika di masa depan performa baterai tidak sesuai harapan atau nilai jual kembali menurun drastis, konsumen tetap memiliki perlindungan. Hal ini membuat biaya kepemilikan mobil listrik menjadi lebih terukur dan minim risiko.
3. Meningkatkan Kepercayaan pada Mobil Listrik
Masih banyak konsumen yang ragu membeli mobil listrik karena pasar mobil bekasnya belum sebesar mobil konvensional. Adanya jaminan buyback tentu sedikit banyaknya dapat mengurangi rasa ragu tersebut.
Program ini memberikan dorongan psikologis bahwa mobil listrik memiliki nilai jual yang terjaga, sekaligus membangun kepercayaan terhadap teknologi ramah lingkungan ini. Tentu, bagi konsumen yang baru pertama kali beralih ke mobil listrik, jaminan buyback bisa menjadi solusi yang memberi rasa aman.
4. Fleksibilitas dalam Kepemilikan
Selain menawarkan jaminan nilai jual kembali, beberapa produsen juga menghadirkan opsi battery subscription atau skema Battery as a Service (BaaS). Melalui skema ini, Anda dapat membeli mobil tanpa baterai dan hanya berlangganan baterai setiap bulan. Hasilnya, biaya awal pembelian bisa ditekan cukup signifikan.
Jika Anda ingin memiliki mobil beserta baterainya, tersedia juga opsi non-battery subscription (buy to own). Fleksibilitas ini memberi keleluasaan dalam menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan finansial, tanpa mengurangi kenyamanan dalam berkendara.
Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait