Hadapi Nataru, ASDP Cabang Bangka Siapkan Strategi di Pelabuhan Tanjung Kalian
BANGKA BARAT, iNews.id - PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Bangka menyiapkan berbagai strategi menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 di Pelabuhan Tanjung Kalian Mentok, Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. ASDP telah menyiapkan strategi dari hulu sampai ke hilir.
General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bangka, Sugihartono mengatakan strategi dari hulu sampai ke hilir itu di antaranya dengan penerapan tiket online yang masuk dalam perubahan manajemen hulu.
Dengan kebijakan ini, ketika pengguna jasa hendak melakukan keberangkatan pada pukul 11.00 WIB mereka tidak perlu datang ke pelabuhan pada pukul 7.00 WIB.
Sebab ketika datang pun, petugas tidak memperbolehkan masuk dan diperbolehkan masuk dua jam sebelum jadwal keberangkatan.
"Sehingga online ticketing jadi sebuah keharusan, orang bisa datang ke pelabuhan merencanakan kepergian saat dekat jadwal keberangkatan. Jadi dia tidak perlu datang buru-buru sebelum jadwal check in dibuka. Alhasil kedatangan orang ke pelabuhan bisa terkelola," kata Sugihartono, Kamis (19/10/2023).
"Jadi kita menarik proses go show atau beli di tempat, pengguna jasa bisa beli tiket secara mandiri. Rencananya kami luncurkan tanggal 3 November 2023, masih ada dua bulan antara November sampai Desember. Strategi ini untuk mengurai penumpukan massa pada jam dan titik yang bersamaan," ujarnya.
Selain penerapan tiket online, kata dia, pihaknya juga telah menerapkan sistem zonasi kendaraan yang ada di area pelabuhan. Hal itu untuk memaksimalkan keberadaan parkir pelabuhan secara efektif.
"Sehingga kapasitasnya jadi meningkat, yang semula daya tampung hanya 284 unit menjadi 345. Jadi naik kurang lebih sekitar 21 persen. Artinya itu jadi antisipasi ketika terjadi lonjakan penumpang saat momentum besar khususnya yang terdekat Nataru 2023," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya telah melakukan rekayasa lalu lintas (traffic) yang semula kendaraan roda dua diapit oleh kendaraan roda empat jenis truk dan minibus, kini dipindahkan ke arah dekat ruang tunggu penumpang. Dengan begitu, lebih memanusiakan pengendara roda dua.
"Bayangkan pengendara roda dua itu di posisi tengah-tengah, menghirup karbon dioksida kita dan tanpa atap sudah jauh-jauh ke sini. Jadi dipindahkan ke arah dekat ruang tunggu. Lagi pula kapasitas ruang tunggu kami juga cukup menampung sekitar 300 orang," tuturnya.
Peralihan akses ini juga mempengaruhi alur kendaraan minibus sebelum masuk ke kapal. Semula harus masuk berurutan dengan berputar karena ada kendaraan roda dua, namun sekarang menjadi fleksibel dengan sistem first in dan first out.
"Dengan begitu, truk, mobil pribadi dan roda dua terpisah dengan jelas. Truk ke arah kiri dengan parkir lebih luas sama dengan mobil pribadi dari roda dua. Kita antisipasi jangan sampai kejadian tahun-tahun lalu, pengguna jasa sampai menunggu enam jam, bahkan 2021 sampai menginap tiga hari," ucapnya.
Editor: Ikhsan Firmansyah