“Dia bukan ibu kandungku. Dia hanya mengaku-aku ibuku,” jawab Dempu Awang dengan nada tinggi.
Mendengar ucapan anaknya, hati ibu Dempu Awang terasa hancur. Dia sangat terluka dengan ucapan anaknya.
Dia lalu berdiri dan berdoa memohon kepada Tuhan.
“Ya Tuhan, Engkau yang Mahakuasa atas segalanya. Ampuni hamba yang hina ini ini. Hukumlah anak yang telah melupakan ibunya sendiri” ucap sang ibu dalam tangisnya.
Selesi ibunya berdoa, Dempu Awang kemudian pergi bertolak dari pelabuhan dengan kapal mewahnya. Tiba-tiba, setelah kapal Dempu Awang bertolak dari pelabuhan muncul hujan badai hingga membuat kapal yang dinaiki Dempu Awang beserta isinya terbalik dan hancur.
Keesokan harinya, warga menemukan bongkahan batu yang sosoknya mirip manusia dan bangkai kapal yang hancur. Sosok batu menyerupai manusia itu dipercaya sebagai Dempu Awang, anak durhaka yang tidak mengakui ibunya yang miskin.
Cerita Asal Usul Batu Balai ini megandung pelajaran kepada anak manusia untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua terutama kepada Ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya. Sebab, doa ibu dikabulkan Tuhan, dan murka ibu adalah murkanya Tuhan.
Itulah cerita rakyat Bangka yang popular tentang Asal Usul Batu Balai yang mengandung pengajaran sangat besar akan bakti anak kepada ibu.
Editor: Kastolani Marzuki