Penularan Covid-19 di Babel Didominasi Transmisi Lokal

PANGKALPINANG, iNews.id - Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat penularan virus corona di Babel didominasi transmisi lokal. Hal ini diduga karena tingkat kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang menurun.

"Saat ini penularan Covid-19 tidak lagi didominasi oleh kasus impor, tetapi sudah terjadi kasus transmisi lokal yang tinggi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Babel, Andi Budi Prayitno, Selasa (12/1/2021).

Aa Gym Kabarkan Kondisi Terkini, Hari ke-15 Masih Positif Covid-19

Dia mengatakan dalam sepekan terakhir ini, kasus baru Covid-19 melalui penularan transmisi lokal ini terjadi setiap hari dengan jumlah kasus yang tinggi di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka. Sementara kabupaten lainnya masih cukup rendah.

"Ini musti menjadi perhatian kita semua agar lebih peduli dengan meningkatkan kewaspadaan dini. Kami tegaskan kembali, agar kita tidak boleh lengah, harus tetap awas, waspada dan juga peduli, namun jangan pula panik," ujarnya.

Dipicu Corona Varian Baru, Kasus Covid-19 Global Tembus 90 Juta Orang

Dia menjelaskan berdasarkan tabulasi data kasus pada Senin (10/1/2020) malam, pasien dinyatakan selesai isolasi 2.374 (bertambah 63), meninggal dunia 53 (bertambah 1), dalam isolasi/perawatan 669 (bertambah 91 - berkurang 64) dan kumulatif kasus konfirmasi 3.096 (bertambah 91).

Penambahan 91 kasus baru COVID-19 tersebar di Kota Pangkalpinang 1.184 (bertambah 42) atau tertinggi penyumbang kasus baru di Babel, Selanjutnya Kabupaten Bangka 893 (bertambah 34), Bangka Tengah 449 (bertambah 7), Bangka Barat 165 (bertambah 8), Bangka Selatan 58, Belitung 294, Belitung Timur 53 kasus.

Menaker Ida Fauziyah Pulih dari Covid-19

"Saat ini, daerah kita sedang puncak-puncaknya terinfeksi COVID-19 melalui transmisi lokal, khusus Pangkalpinang dan Bangka sudah mengkuatirkan, karena masyarakat masih mengabaikan protokol kesehatan yaitu menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker," ujarnya.

Editor: Nani Suherni